Halaman

Selasa, 28 Mei 2013

Modoinding, Daerah Wisata yang Belum Dimaksimalkan

- Mendengar kata Modoinding, sudah pasti semua orang di Manado langsung berpikir, ‘Dingin’, tempat yang berada di daerah bagian paling selatan Kabupaten ini memang berada di dataran tinggi, 1000-1100 meter dari permukaan laut. Merupakan daerah yang paling tinggi di Propinsi Sulut ini, sudah pasti lokasi dan cuacanya sangat sejuk dan menarik untuk dikunjungi.
Potensi dari Agrobusiness sudah sangat dimaksimalkan oleh penduduk setempat, sehingga sejak dari 15 tahun yang lalu sudah di juluki ‘Dapur Indonesia Timur’. Tentunya ini sangat beralasan, karena hampir 70% suplai bahan dapur, dari rempah-rempah sampai sayur-sayuran di produksi dari lembah Modoinding dimana per tahun 2012 Kecamatan ini sudah mempunyai 10 Desa.
Pemandangan alam yang sangat indah tersajikan di setiap Desa, kalau kita menuju ke Modoinding dari arah Manado kita akan dapati dimulai dari Desa Mokobang yang merupakan sentra produksi rumah adat Minahasa yang sudah memproduksi berbagai macam bentuk dan model rumah adat sampai ke mancanegara, dengan danau Mokobang-nya yang unik dan banyak cerita terbentuknya dan keberadaan danau kecil ini.
Kemudian Desa Wulurmaatus, terkenal dengan kompleks pertanian yang asri dan subur serta situs peninggalan prasejarah di batu-batu dekat kali Modoinding. Berikutnya Desa Palelon, yang mempunyai masyarakat yang solid dan masih sangat kental dengan budayanya. Yang di ikuti oleh Desa Makaaruyen yang mempunyai tempat pemandian air panas belerang dan musik clarinet yang sangat terkenal di Minahasa sejak belum ada pemekaran kabupaten.
Desa Pinasungkulan, yang menjadi ibukota kecamatan dimana terdapat kompleks pemerintahan kecamatan.
Pasar tradisional setiap hari Senin, Rabu dan Jumat yang menawarkan segala macam bahan traditional dari kawok sampai ular patola. Dan selanjutnya Desa Sinisir, daerah paling subur dengan kedalaman humus tanah sampai 5 meter, juga pemandangan Danau Moat yang indah dan menakjubkan juga terdapat sumber air panas tanpa belerang. Berbelok ke kanan dari Desa Sinisir kita akan temui Desa Kakenturan, dimana desa ini adalah desa tertinggi di Propinsi Sulawesi Utara dan tentunya di Modoinding, yang terdapat Bukit Doa, yang nama aslinya adalah Bukit Doluoong, dulunya terdapat rumah Belanda yang dari puncak bukit ini menyajikan pemandangan 360 Derajat fantastis dan bisa melihat seluruh lembah Modoinding.
Diakhiri oleh Desa Linelean yang melimpah mata air dan air yang mengalir sepanjang tahun yang menopang pertanian di desa ini, sekiranya terjadi musim kemarau yang panjang hanya desa ini yang bisa berproduksi sayuran karena sumber airnya melimpah.
Untuk Desa Pinasungkulan Utara dan Desa Kakenturan Utara yang baru dimekarkan pemerintahan desanya potensi pariwisatanya sesuai dengan desa induknya.
Semua potensi yang ada ini tidak kalah indah dan hebatnya dibandingkan dengan Daerah Puncak di Jawa Barat atau Ubud di Bali, untuk landscapenya.
“Tapi, baik pelaku pariwisata, masyarakat dan pemerintahnya belum melirik ini menjadi satu daerah dengan nilai jual pariwisata yang berpotensi mendatangkan devisa bagi masyarakat lokal maupun pemerintah daerah. Untuk itu dari berbagai elemen masyarakat sangat diharapkan ada kegiatan konkrit untuk menopang ini. Semog saja..!” Harap Kalengkongan. (*/edit jry)

Sumber :
http://beritamanado.com/berita-utama/modoinding-daerah-wisata-yang-belum-dimaksimalkan/133610/

2 komentar:

Mohon maaf bila tidak bermanfaat..
Tapi bila bermanfaat, silahkan di share ke teman-teman yang lain...

Daftar Blog 'Orang Kampoeng'