Bupati Minahasa Selatan, Christianty Euginia Paruntu bersama Kepala Kecamatan Modoinding, Hansje Monintja di Manado, Selasa ( 2/4/2013) mengatakan, produksi holtikultura semula terjual di Kawasan Timur Indonesia, Toli-toli, Maluku, Balikpapan, Makassar dan Papua.
"Kini banyak pedagang pengumpul melakukan ekspor ke Brunei, Malaysia dan Filipina," kata Paruntu.
Paruntu tak merinci data ekspor holtikultura setiap tahun, tetapi pedagang mengatakan mengirim sayur mayur ke sana. "Mutu kentang dan wortel cukup baik dan tahan lama. Berbeda dengan sayur impor," katanya.
Hansje Monintja mengungkapkan, sebelas produk holtikultura yang menjadi andalan kecamatannya. Sebelas tanaman dapat hidup dan berproduksi tinggi sepanjang tahun. Tanaman kentang, wortel, bawang daun menjadi favorit.
Akan tetapi masih banyak tanaman lain hidup dan tumbuh baik antara lain, tomat, kubis, sawi, cabai keriting, ubi jalar, jahe, buncis dan labu.
Dari sebelas jenis holtikultura itu, Kecamatan Modoinding menikmati uang setiap tahun sekitar Rp 355 miliar. Produksi kentang setiap tahun mencapai 37.184 ton dengan luas areal tanaman 2.656.
Apabila harga kentang sekitar Rp 5.000 per kilogram maka uang diperoleh dari kentang saja Rp 185,9 miliar. Pendapatan kentang diikuti pendapatan penjualan bawang daun yang mencapai Rp 116 miliar.
Kecamatan Modoinding terletak di atas ketinggian 1.100 meter dari permukaan laut memiliki luas lahan pertanian 6.086 hektar. Penduduk Modoinding berjumlah 11.570 jiwa tersebar dalam 10 desa. "Seluruh masyarakat Modoinding hidup dari bertanam sayur," kata Monintja.
Editor :
Rusdi Amral
http://regional.kompas.com/read/2013/04/02/0831340/Sayur.Modoinding.Laku.di.Malaysia.dan.Filipina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf bila tidak bermanfaat..
Tapi bila bermanfaat, silahkan di share ke teman-teman yang lain...