Halaman

Jumat, 21 Juni 2013

A Wonderland Of Minahasa


Sulawesi Utara mempunyai banyak obyek wisata yang luar biasa indah. Daerah-daerah lain di Indonesia juga rata-rata mempunyai banyak obyek wisata unggulannya masing-masing. Mulai dari wisata bahari, wisata hutan, sungai, cagar alam, suaka margasatwa, peninggalan bersejarah, dan lain sebagainya.

Tapi pernahkan kita menyadari bahwa sangat sedikit daerah di Indonesia yang memiliki obyek wisata yang besar dengan luas wilayah sampai satu kecamatan seperti Modoinding? Bagi yang belum banyak mengetahuinya, mari kita berkenalan dengan Modoinding, kecamatan yang seluruh wilayahnya mempunyai cita rasa pemanja pandangan mata, hawa udaranya menyegarkan paru-paru dan kesejukannya membelai-belai lembut setiap inchi dari kulit kita.

Memasukinya dari arah Manado, kita sudah disambut oleh Hutan Tropis yang eksotis menjelang Desa Mokobang, hamparan perkebunan yang terselingi pohon-pohon pinus dan cemara seolah mengangguk-angguk tersenyum kepada setiap pelancong yang rindu keaslian alam yang tidak lagi dijumpa di kota-kota.

Kita yang terpana seolah dibuai dalam lenggang kelok jalanan mendaki dengan udara sejuk yang mulai membelai seolah menyanyikan dendang ‘nina bobo’ lewat sensitivitas kulit ari kita. Belum hilang ucap syukur dalam hati kita pada anugerah alam yang terpapar di pelupuk mata, kembali kita disuguhi rasa takjub akan kreasi anak negeri Mokobang melukiskan keindahan dalam bentuk arsitektur kayu nan megah pada rumah-rumah tradisional rakyat Minahasa yang indah, yang sudah terkenal sampai ke manca Negara.
Yah, usaha anak negeri ini sudah menarik banyak peminat dari puluhan tahun yang lalu, karena rumah-rumah kayu yang mereka hasilkan telah menjadi standar keindahan dan kekuatan yang menjadi syarat utama bagi hotel-hotel dan resort-resort para ‘bule’ di banyak tempat.

Dari sini, kita seolah sudah berada di sebuah negeri impian, negeri yang oleh sebagian orang menjulukinya sebagai ‘sepenggal Taman Eden di jazirah Minahasa’. Dari Mokobang pula, petualangan mata kita sudah dimulai, dimana kita akan memasuki wilayah agrowisata yang sangat luas. Yah, Wisata pertanian dengan landscape yang super menawan. Hamparan perkebunan hortikultura yang tertata secara turun-temurun seolah untuk wisatawan, padahal para leluhur dan anak-anak negeri ini mengolah tanahnya hanya sekedar untuk mendapatkan hasil supaya bisa makan dan mencukupi segala kebutuhan yang mendasar saja. Akan tetapi, karena memang alamnya sudah dikaruniakan keindahan dan kesuburan, maka jadilah wilayah seantero Modoinding ini sebuah area wisata alam yang sayang untuk tidak dikunjungi.

Hamparan perkebunan Hortikultura di kiri-kanan jalan aspal yang berkelok mendaki, seolah mengingatkan kita pada film-film dan novel-novel dongeng yang eksotis dan romantis.

Mulai dari Mokobang, Wulurmaatus, Palelon, Makaaroyen, Pinasungkulan, Sinisir, Lineleyan sampai Kakenturan, semuanya mempunyai keindahan pemandangan perkebunan yang tiada bertara.

Dan oleh perkebunan Daun Bawang, Kentang, Tomat, Kol, Seledri, Petsai, Jahe, dan tanaman Hortikulturan lainnya, ribuan hektar tanah tersulap seperti beralaskan permadani warna-warni berbentuk papan catur yang teratur, berderet-deret, beriring-iring dalam kesatuan pesona yang hanya bisa tercipta pada dataran yang subur, yang terbentengi oleh ratusan bukit dan gunung-gunung yang seolah memagari lembah Modoinding, agar keindahan dan kesuburan tanah ini jangan sampai tercuri. Betapa kita tidak bersyukur. Ini sungguh sebuah Taman Eden, yang oleh Tuhan kita diberi tugas untuk memelihara dan mengusahakannya.

Keramahan dan senyuman tulus warganya, semanis kenangan yang akan kita bawa pulang dari tempat ini. Kendaran Bentor yang lalu lalang dengan pengemudi yang cakap, bisa dijadikan pemandu wisata pribadi yang handal. Jika kita berbicara masalah alam dan perkebunan, mereka pasti akan memberikan cerita yang lengkap dan lebih baik dari sekedar seorang sarjana pertanian yang tidak pernah terjun langsung dalam mengolah dan menggarap kebun. Yah, karena rata-rata semua warga Modoinding adalah petani hortikultura yang hebat, dan memang sudah terlahir secara turun-temurun dari keluarga petani Hortikultura yang hebat pula.

Puas menjelajahi megawisata hortikultura, dengan rasa takjub pada keindahan jengkal demi jengkal tanah Modoinding, kita bisa mencoba menelusui jalan ke arah Kotamobagu untuk sekedar melihat keindahan Danau Mooat yang perawan, airnya yang masih jernih dengan landscape layaknya dalam film-film danau misteri yang melegenda. Benar-benar sebuah sensasi mistis yang menggetarkan lubuk hayal kita yang paling liar.

Obyek foto maupun video terpapar di setiap titik wilayah Modoinding, menjadikan tempat ini sebagai destinasi para seniman foto, wartawan wisata, komunitas blogger yang gemar petualangan alam, maupun para pasangan yang sedang dimabuk asmara, yang menginginkan foto cinta dalam romantisme alam pedesaan, pegunungan, dan perkebunan.

Menggambarkan keindahan Modoinding dalam seantero wilayahnya sungguh melelahkan, ibarat menulis cerita di atas lukisan kuno dari abad pertengahan. Seindah-indah cerita, tak kan pernah seindah lukisan. Sungguh sebuah kesia-sian kalau hanya mendengar dari cerita orang-orang, atau hanya karena membaca artikel ini, karena keindahan Modoinding sesungguhnya hanya bisa kita serap dengan menjejak buminya secara langsung, menghirup udaranya, dan bermesraan dengan belaian sejuknya, yang terkenal lebih sensual dari sekedar kecupan bibir tebal Marilyn Monroe.

So, tunggu apa lagi? Ayo ke Modoinding, apalagi bagi orang Minahasa, jangan pernah menyebut diri sebagai orang Minahasa kalau kita tidak pernah menjejak bumi Modoinding, karena dari ‘Taman Eden’ inilah leluhur Minahasa, Toar dan Lumimuut hidup dan beranak cucu, menyebar memenuhi jengkal demi jengkal tanah Minahasa..

By : Alex Dumanauw
Foto2 dari berbagai sumber website





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf bila tidak bermanfaat..
Tapi bila bermanfaat, silahkan di share ke teman-teman yang lain...

Daftar Blog 'Orang Kampoeng'