Modoinding, Minahasa Selatan.
Rasakan sensasi kendaraan eksotik dan eksentrik!
Bila kita berkunjung ke Wilayah Kecamatan Modoinding, kita tidak hanya melihat keunikan dan kecantikan alamnya yang sangat eksotik. Suasana 'kampoeng' juga bisa tercermin dari ragam alat transportasi sehari-hari yang digunakan oleh masyarakatnya.
Jika pada beberapa tahun yang lalu (1970-an sampai 1990-an) kita sering menjumpai alat transportasi yang di sebut 'bendi' (roda/pedati penumpang berbola dua yang ditarik oleh seekor kuda), akan tetapi pada saat ini hal tersebut sudah mulai tergerus alias semakin langka di Modoinding.
Penyebabnya adalah semakin menjamurnya alat-alat transportasi bermesin di tengah-tengah kehidupan warga Modoinding. Mulai dari Sepeda Motor (Ojek) sampai Bentor.
Nah, pada kesempatan ini kita bicarakan secara khusus mengenai Bentor, karena Bentor adalah salah satu yang terfavorit saat ini di Modoinding.
Kendaraan ber-roda tiga ini dibuat (cikal-bakalnya) dari sepeda motor (biasanya motor bebek) yang roda depannya dimodifikasi sedemikan rupa sehingga menjadi sepeda motor roda tiga. Dua roda di depan dengan ukuran yang lebih kecil, sedangkan roda belakangnya tetap mempertahankan 'orisinalitas' dari sepeda motor aslinya.
Dan walhasil, jadilah sepeda motor yang bisa memuat lebih banyak orang, bisa dipakaikan kap penutup untuk melindungi pengendara dan penumpangnya dari basah karena hujan maupun dari sinar terik matahari pegunungan.
Setidaknya kendaraan ini masih jauh lebih manusiawi ketimbang becak sepeda yang dikayuh oleh tukang becaknya kan? Kasihan kan kalau kita menggunakan becak di daerah bergunung-lembah seperti di Modoinding.
Kita bisa mencoba naik bentor sambil berkeliling Modoinding yang indah dan eksotis. Dijamin, pandangan kita akan melayang bebas tanpa terhalang, sehingga kita tidak akan kehilangan moment-moment spesial karena tidak adanya 'blank spot' yang membatasi pandangan kita seperti kalau kita menumpang kendaraan lainnya.
Duduk paling depan, (karena kalau di baris kedua, itu artinya anda sudah melengserkan 'rider'nya heheheh) dengan posisi telinga dekat dengan sumber suara (si tukang bentor) yang dengan senang hati menjadi guide. :) anda akan mendapatkan informasi yang sangat jelas. Problem salah dengar 'guidance' atau panduan si guide, kemungkinannya sangat-sangat kecil.
Lanjut..
Ide kendaraan seperti ini memang bukan asli pemikiran orang Modoinding. Di daerah-daerah yang lain juga kendaraan ini begitu dominan, khususnya di Daerah yang armada angkutan umumnya masih terbatas.
Dan sebagian besar penduduk 'kampoeng' bergantung dari eksistensi 'bentor' (mungkin singkatan dari becak motor?) ini. Coba tengoklah aktivitas masyarakat Modoinding setiap harinya. Digunakan ke pasar, oke. Antar jemput anak, oke juga. Angkut hasil pertanian, lumayan.
Bentor sangat multifungsi alias multiguna. Lihat, kendaraan ini bisa masuk sampai ke wilayah-wilayah yang jalan atau lorong sempit sekalipun. Menjangkau sampai ke pelosok :). Dan yang paling utama, Bentor lebih dari sekedar sepeda motor. Mau hujan ataupun panas terik, Bentor tetap asyik di operasikan... :) Benar kan?
So, jangan lupa untuk mencobanya jika anda berkunjung ke Modoinding. Asyik deh pokoknya.. :)
OK, sekian dulu catatan dari 'kampoeng kita' kali ini mengenai bentor alias 'Becak Motor' yang wara-wiri di kecamatan Modoinding.
Buat Om Jantje, Om Bernad, Om Felix, Om Utu, Om Pilep, Om Benya dan Om-om yang lain! Ayo lestarikan dan percantik bentor-bentormu! Sekalian aja jadikan bentor sebagai kendaraan wisata supaya bisa digunakan dengan nyaman oleh para pelancong yang mau ber'wisata' ria ke 'kampoeng kita'. Hitung-hitung melengkapi fasilitas transportasi 'kampoeng kita' sebagai daerah Agrowisata Minahasa Selatan. Jadi 'guide' yang baik ya... hehehehe
Hidup Bentor Modoinding! Bentor kita-kita juga... :)
Salam hangat dari 'kampoeng kita'
Rasakan sensasi kendaraan eksotik dan eksentrik!
Bila kita berkunjung ke Wilayah Kecamatan Modoinding, kita tidak hanya melihat keunikan dan kecantikan alamnya yang sangat eksotik. Suasana 'kampoeng' juga bisa tercermin dari ragam alat transportasi sehari-hari yang digunakan oleh masyarakatnya.
Jika pada beberapa tahun yang lalu (1970-an sampai 1990-an) kita sering menjumpai alat transportasi yang di sebut 'bendi' (roda/pedati penumpang berbola dua yang ditarik oleh seekor kuda), akan tetapi pada saat ini hal tersebut sudah mulai tergerus alias semakin langka di Modoinding.
Penyebabnya adalah semakin menjamurnya alat-alat transportasi bermesin di tengah-tengah kehidupan warga Modoinding. Mulai dari Sepeda Motor (Ojek) sampai Bentor.
Nah, pada kesempatan ini kita bicarakan secara khusus mengenai Bentor, karena Bentor adalah salah satu yang terfavorit saat ini di Modoinding.
Kendaraan ber-roda tiga ini dibuat (cikal-bakalnya) dari sepeda motor (biasanya motor bebek) yang roda depannya dimodifikasi sedemikan rupa sehingga menjadi sepeda motor roda tiga. Dua roda di depan dengan ukuran yang lebih kecil, sedangkan roda belakangnya tetap mempertahankan 'orisinalitas' dari sepeda motor aslinya.
Dan walhasil, jadilah sepeda motor yang bisa memuat lebih banyak orang, bisa dipakaikan kap penutup untuk melindungi pengendara dan penumpangnya dari basah karena hujan maupun dari sinar terik matahari pegunungan.
Setidaknya kendaraan ini masih jauh lebih manusiawi ketimbang becak sepeda yang dikayuh oleh tukang becaknya kan? Kasihan kan kalau kita menggunakan becak di daerah bergunung-lembah seperti di Modoinding.
Kita bisa mencoba naik bentor sambil berkeliling Modoinding yang indah dan eksotis. Dijamin, pandangan kita akan melayang bebas tanpa terhalang, sehingga kita tidak akan kehilangan moment-moment spesial karena tidak adanya 'blank spot' yang membatasi pandangan kita seperti kalau kita menumpang kendaraan lainnya.
Duduk paling depan, (karena kalau di baris kedua, itu artinya anda sudah melengserkan 'rider'nya heheheh) dengan posisi telinga dekat dengan sumber suara (si tukang bentor) yang dengan senang hati menjadi guide. :) anda akan mendapatkan informasi yang sangat jelas. Problem salah dengar 'guidance' atau panduan si guide, kemungkinannya sangat-sangat kecil.
Lanjut..
Ide kendaraan seperti ini memang bukan asli pemikiran orang Modoinding. Di daerah-daerah yang lain juga kendaraan ini begitu dominan, khususnya di Daerah yang armada angkutan umumnya masih terbatas.
Dan sebagian besar penduduk 'kampoeng' bergantung dari eksistensi 'bentor' (mungkin singkatan dari becak motor?) ini. Coba tengoklah aktivitas masyarakat Modoinding setiap harinya. Digunakan ke pasar, oke. Antar jemput anak, oke juga. Angkut hasil pertanian, lumayan.
Bentor sangat multifungsi alias multiguna. Lihat, kendaraan ini bisa masuk sampai ke wilayah-wilayah yang jalan atau lorong sempit sekalipun. Menjangkau sampai ke pelosok :). Dan yang paling utama, Bentor lebih dari sekedar sepeda motor. Mau hujan ataupun panas terik, Bentor tetap asyik di operasikan... :) Benar kan?
So, jangan lupa untuk mencobanya jika anda berkunjung ke Modoinding. Asyik deh pokoknya.. :)
OK, sekian dulu catatan dari 'kampoeng kita' kali ini mengenai bentor alias 'Becak Motor' yang wara-wiri di kecamatan Modoinding.
Buat Om Jantje, Om Bernad, Om Felix, Om Utu, Om Pilep, Om Benya dan Om-om yang lain! Ayo lestarikan dan percantik bentor-bentormu! Sekalian aja jadikan bentor sebagai kendaraan wisata supaya bisa digunakan dengan nyaman oleh para pelancong yang mau ber'wisata' ria ke 'kampoeng kita'. Hitung-hitung melengkapi fasilitas transportasi 'kampoeng kita' sebagai daerah Agrowisata Minahasa Selatan. Jadi 'guide' yang baik ya... hehehehe
Hidup Bentor Modoinding! Bentor kita-kita juga... :)
Salam hangat dari 'kampoeng kita'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf bila tidak bermanfaat..
Tapi bila bermanfaat, silahkan di share ke teman-teman yang lain...