Halaman

Kamis, 24 Mei 2012

Hama dan Penyakit Kentang dan Solusinya

Berikut ini adalah dua musuh utama tanaman kentang :
 
A. HAMA 

1.  Ulat penggangu daun (Phthorimeae operculella)
Gejalanya dimulai dengan berubahnya warna daun dari hijau menjadi merah tua. Kemudian muncul jalinan seperti benang yang didalamnya berisi ulat kecil berwarna kelabu. Kadang-kadang daun menggulung dan berisi larva. Penyebabnya adalah ulat penggulung daun, taromi, selisip, atau selundup. Daun yang terserang dapat dikendalikan degan menyemprotkan insektisida sehingga ulat tidak masuk ke dalam tanah.digudang penyimpanan dilakukan pemilihan umbi yang baik sebelum disempan. 

2.  Ulat tanah (Agrotis epsilon) 
Daun tampak terbelah-belah, jaringan daun habis dimakan hama. Batang dan tangkai daun tampak rusak, seperti dipotong dan dikerat. Penyebabnya ulat tanah (Agrotis epsilon) atau disebut juga ulat perusak tanaman muda. Pengendalian awal ketika melakukan pengolahan tanah yaitu dengan menggali tanah agak dalam. Kemudian menghilangkan rumput atau tanaman lain, setelah itu pemberian pestisida. Selain itu dengan cara pemberian racun, atau insektisida yang dicampur dengan dedak serta bahan lain.

3. Ulat bawang (Spodoptera exigua), S. (Prodenta) litura Heliothis armigera, ulat jengkal plusia chalcites. 

4.  Epilachma sp.

5.  Anjing tanah (Gryllotalpa sp.) dan Holotrichia javana 
Umbi tua berlubang-lubang dan kemudian busuk. Selain tiu akar dan tunas muda juga rusak. Serangan yang hebat dapat berakibat kematian. Sementara ini pengendalian yang dapat dilakukan dengan membumbun dan penyiangan.

B. PENYAKIT 

1.  Penyakit busuk kering 
Biasanya penyakit ini timbul sejak masa pembibitan karena umbi kentang yang dijadikan bibit telah terserang penyakit. Penyebab penyakit masuk melalui luka atau jaringan yang lemah disekeliling tunas.  Pada bagianyang terluka  ini akan berbercak, berwarna tua, dan berlekuk. Bagian dalam akan basah dan busuk. Makin lama bercak ini akan semakin luas, dan bagian dalamnya menjadi kering, berkerut serta keras.

Penyebab ini sering disebut penyakit layu fusarium atau penyakit busuk kering, dalam bahasa Inggris disebut fusarium dri-rot, penyebab penyakit ini adalah cendawan forarium sp.
Pengendalian yang harus dilakukan adalahpenghindaran luka pada umbi bibit.memilih bibit yang sehat, dan menyucihamakan gudang penyimpanan bibit. Pengololahan tanah, sekaligus dilakukan pemberantasan nemotoda ( yang dapat melukai umbi ).

2.  Penyakit layu bakteri
Masuknya penyebab penyakit ini karena terjadi akar yang terluka. Bagian yang diserang adalah umbinya. Kulit umbi akan bebercak coklat. Bila umbinya dibelah akan tampak melingkar berwarna coklat pada gagingnya. Tanda ini merupakan tanda khas layu bakteri. Gejala ini akan menjalar sampai kebatang tanaman, kalau batang dipotang dan kemudian ditekandari bekas potongan akan mengeluarkan cairan seperti susus.

Biasanya, serangan terbanyak pada musim hujan atau pada udara lembab. penularan dilapangan terjadi dalam tanah, mungkin melalui perembesan atau tercampur dengan tanah yang sudah terinfeksi. Sedankan digudang dapat terjadi karena tercemarnya gudang.

Penyakit ini dikenal dengan penyakit layu bakteri dan penyebabnya adalah bakteri pseudomonas. Penyakit layu fosidium dan layu bakteri bisa mengakibatkan kematian pada ketang hingga 40%.

Kayaknya tampak sulit untuk mengendalikan penyakit ini. Caranya yang baru bisa dilakukan dalah mencegah datangnya penyakit, yaitu: 
- Gudang perlu dicucihamakan
- Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan harus memiliki drainase yang baik,
- Menanam umbi yang sehat atau umbi yang akan ditanam direndam/dilarutkan dulu dalam pestisida,
- Menghindari terjadinya infeksi pada akar dan umbi kentang yang masih dalam tanah,
- Tanaman mesti dipelihara sebaik mungkin.

3.  Penyakit akibat virus
Tepi daun mengulung dari arah tangkai keatas dan lebih tegak dari daun yang sehat. Daunnaya kaku dan mudah dipatahkan. Bila serangan setelah tanaman tumbuh, umumnya pucuk yang menggulung dan daun dibawahnya tidak. Dan, bila serangan dilakukan mulai dari umbi sebelum tanam, maka daun baeh yang menggulung akan dan kemudian daun pucuknya. Umumnya serangan akan menghebat pada musim kemarau. Penyebab panyakit ini adalh virus daun menggulung (patatoleaf roll virus, PLRF). Virus ini disebarkan oleh Myzus persicea, sejenis kutu daun.

Pertumbuhan tanaman terhambat, diikuti dengan timbulnya belang-belang (mozaik) pada helaian daun. Pada serangan hebat, belang-belang pada semula akan berubah menjadi warna kecklatan. Penyebab ini akibat virus Y (patato virus Y, PVY)

Gejalanya mirip dengan serangan PVY, akibatnya adalah umbi menjadi kecil, jumlahnya menyusut, dan produksi totol bisa berkurang 50%. Penyebab adalah virus X (pototo virus X, PVX). Penyebab virus ini adalah kutu daun, hama uret (oteng-oteng), hama pelantung/omokecukuk plentung (epilachna sp), serta kumbang coccinella.

Urat daun tenggelam dan permukaan daun menonjol. Warna daun sedikit berbelang-belang. Pada varietas ketela dapat menyebabkan batang lemah dan terkulai. Serangan virus ini dapat menurungkan produksi sebesar 10-15%. Gejala diatas disebabkan oleh virus S (patato virus S, PVS). Voktor yang sering menyebabkan virus S adalah aphid. Penyakit virus sulit untuk diberantas. Yang bila dilakukan adalah pengendalian terhadap serangan hama/vaktor pembawa virus. Untuk merngatasi serangan vaktoe ini  dilakukan dengan penyemprotan insektisida.

Selain itu, perlu pula perhatikan, hindarkan tanaman dari persinggungan dengan tanaman sakit.  Dan menghindarkan sentuhan/persinggungan dengan pekerja yang telah menangani tanaman sakit.  

4. Penyakit busuk daun
Daun bercak kelabu kekuningan dan bentuknya tidak teratur. Warna nini akan berubah menjadi coklat gelap dan pada sisi bawah daun terdapat “beludru” warna putih kelabu (mirip tepung). Bercak kemudian berkembang ke tangkai daun, batang, dan umbi. Penyakit ini dikenal dengan busuk daun atau late blitght (Inggris). Penyebabnay adalah cendawan Phytophtora infestans. Penularan dapat melalui perembesan air. Karenanya hindari penanaman pada musim hujan. Pengendalian lain dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida, seperti Dithane, Antrocol, Vondozeb atau divolatan dengan dosis 3-4 kg/ha. Pada musim hujan penyemprotan 2-3 hari sekali dan pada musim kemarau 7-10 hari sekali.

5. Penyakit bercak alternaria
Terdapat bercak-bercak coklat sampai hitam pada daun. Disekitar bercak tersebut bada berwarna kuning. Kemudian daun mengering dan gugur bila menyerang umbi, warna kulit umbi menjadi gelap dan bentk bercaknya bulat atau tidak teratur. Penyakit bercak alternaria sisebut juga penyakit cacar, bercak kering atau earli blight (inggris). Penyebabnya adalah cendawan alternaria solana. Tanah harus sehat dan subur, tanaman dapt disemprot dengan difolatan 4 F dengan dosis 2-3 cc/1 air atau Daconil 74 WF sebanyak 15 g/10 l air.

6. Penyakit kudis lak
Pangkal batang mengalami luka, daun terasa kaku dan tanaman menjadi kerdil. Terbentuk umbi diatas tanah dan warnanya coklat hitam. Penebab penyakit kudis lak, stem-cacer, atau balck scru (Inggris) disebabkan oleh cendawan Rhizoktonia solani. Cendawqan ini bisa terbawa oleh umbi, tanah, atau pupuk kandang. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti Brasscol dan Terrachlor.

7. Penyakit kudis
Bagian yang terserang adalah umbinya. Gejala yang tampak seperti pada gejala penyakit layu fusarium. Bagian permukaan umbi berbercak kemerahan sampai kecoklatan. Bagian tersebut kemudian mengering, mengerut, dan keras. Bagian dalamnya bertepung dan keras. Penyebab penyakit kidis atau common scab (Inggris) adalah streptonyces scobies. Pengendalian dapat dilakukan dengan menghindarkan umbi dari luka, menyucihamakan gudang dengan formaling 4%, pemberantasan nemotoda, menanam umbi yang sehat, dan membakar umbi yang sakit.

Setiadi, 1993. kentang varietas dan pembudidayaan, jakarta

Daftar Blog 'Orang Kampoeng'