Kabupaten Minahasa Selatan merupakan kabupaten di Propinsi
Sulawesi Utara, dengan Ibukota Amurang.
Hamparan kebun kelapa yang luas menjadi pemandangan utama
bagi kabupaten yang dikenal sebagai penghasil kopra terbesar di Sulawesi Utara
ini. Tidak hanya itu, kabupaten ini juga mewarisi sebagian sumber daya alam
kabupaten induknya (Minahasa), sentra tanaman hortikulturadi Kecamatan
Modoinding
Pantai utara membentang dari Kecamatan Tumpaan, Tombasian,
Tenga dan Sinonsayang, berbatasan dengan Laut Sulawesi. Keberadaan Teluk
Amurang di Kecamatan Tumpaan dan Tombasian merupakan modal pembangunan
Pelabuhan Laut Amurang. Letaknya menjorok ke dalam daratan seluas lebih kurang
5.000 hektar dengan kedalaman lebih dari 25 meter. Kondisi itu membuat kawasan
ini selalu terlindung dari angin topan dan memiliki keluasan untuk lalu lalang
kapal-kapal besar.
Pohon kelapa tumbuh subur di seluruh kecamatan, kecuali Modoinding. Hasilnya melimpah, melahirkan industri-industri pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa dan kopra, baik yang berskala kecil maupun besar. Kelapa juga diolah menjadi arang tempurung dan tepung kelapa, bahkan tepung kelapa sudah diekspor ke mancanegara.
Pohon kelapa tumbuh subur di seluruh kecamatan, kecuali Modoinding. Hasilnya melimpah, melahirkan industri-industri pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa dan kopra, baik yang berskala kecil maupun besar. Kelapa juga diolah menjadi arang tempurung dan tepung kelapa, bahkan tepung kelapa sudah diekspor ke mancanegara.
Kecamatan
Modoinding, lahannya memang tidak dihiasi dengan hijaunya perkebunan kelapa.
Namun, areal perbukitannya tetap berwarna hijau oleh tanaman hortikultura
seperti kentang, tomat, buncis, cabai, wortel, bawang daun, dan petsai.
Terletak di ketinggian di atas 1.000 m dpl, membuat segala jenis tanaman hortikultura tumbuh subur, bahkan kawasan ini ditetapkan sebagai sentra agropolitan Propinsi Sulawesi Utara.
Terletak di ketinggian di atas 1.000 m dpl, membuat segala jenis tanaman hortikultura tumbuh subur, bahkan kawasan ini ditetapkan sebagai sentra agropolitan Propinsi Sulawesi Utara.
Kentang
sebagai andalan Modoinding, berhasil menembus pasar ekspor mancanegara. Tomat,
salak dan rambutan juga menjadi tanaman andalan bagi Minahasa Selatan.
Masing-masing komoditas mempunyai kekhasan dalam varietasnya.
Penerimaan PDRB tahun 2003 (menurut harga konstan 2000)
mencapai Rp 582,88 milyar. Dari jumlah itu sumbangan terbesar berasal dari
sektor pertanian 42,44 persen, pertambangan dan penggalian 13,37 persen,
jasa-jasa 9,45 persen, industri pengolahan 8,98 persen, angkutan 7,69 persen,
dan perdagangan 7,35 persen.
Potensi pertanian daerah ini cukup memadai untuk tanaman padi, palawija, sayuran dan buah-buahan. Produksi padi sawah dan ladang (2005) mencapai 86.267,3 ton. Sementara hasil tanaman pangan lain adalah; jagung 54.835 ton, sayur-sayuran seperti bawang daun 46.840 ton, kubis 15.800 ton, wortel 8.675 ton, kentang 73.880 ton, dan buah-buahan terutama rambutan 11.517,27 ton, pepaya 13.518 ton, dan mangga 19.493 ton.
Tanaman pangan dari daerah ini dikenal berkualitas, sehingga daerah ini ditetapkan sebagai proyek pengembangan agropolitan, karena hasilnya telah dipasarkan di tingkat nasional bahkan internasional. Kontribusinya dalam meningkatkan pendapatan masyarakat juga memberi dampak positif bagi peningkatkan pendapatan daerah. Hasil tanaman itu terkonsentrasi di Kecamatan Tompaso Baru, Ranoyapo, Tumpaan, dan Tombasian.
Sementara hasil perkebunan juga pegang peranan penting bagi perekonomian di daerah Minahasa Selatan. Komoditi perkebunan yang menjanjikan adalah; kelapa, cengkih, casiavera, kakao, dan kopi. Hasil tanaman kelapa 74.492,72 ton, kopi 89.189,12 ton, kakao 25.835,83 ton, cengkeh 413.498,81 ton, dan casiavera 37.689,50 ton.
Hasil komoditi itu terkonsentrasi di Kecamatan Tompaso Baru, Motoling, Ranoyapo, Tenga, Sinonsayang, Tereran, Mondoinding, Tombasian dan Tumpaan. Selain itu, produksi aren mencapai 99.651 ton, terkonsentrasi di daerah Tareran, Motoling, Kumelembuai dan Touluaan.
Potensi peternakan yang menonjol adalah ternak Sapi, Kuda, Babi, Unggas Ayam dan Itik. Produksi daging sudah dapat memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Minahasa Selatan dan dipasarkan ke daerah lain. Keadaan ini mendukung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Populasi ternak antara lain; Babi 27.205 ekor, Sapi 23.447 ekor, Kambing 22.086 ekor, ternak Unggas Ayam Ras 55.560 ekor, dan Ayam Buras 120.770 ekor.
Potensi pertanian daerah ini cukup memadai untuk tanaman padi, palawija, sayuran dan buah-buahan. Produksi padi sawah dan ladang (2005) mencapai 86.267,3 ton. Sementara hasil tanaman pangan lain adalah; jagung 54.835 ton, sayur-sayuran seperti bawang daun 46.840 ton, kubis 15.800 ton, wortel 8.675 ton, kentang 73.880 ton, dan buah-buahan terutama rambutan 11.517,27 ton, pepaya 13.518 ton, dan mangga 19.493 ton.
Tanaman pangan dari daerah ini dikenal berkualitas, sehingga daerah ini ditetapkan sebagai proyek pengembangan agropolitan, karena hasilnya telah dipasarkan di tingkat nasional bahkan internasional. Kontribusinya dalam meningkatkan pendapatan masyarakat juga memberi dampak positif bagi peningkatkan pendapatan daerah. Hasil tanaman itu terkonsentrasi di Kecamatan Tompaso Baru, Ranoyapo, Tumpaan, dan Tombasian.
Sementara hasil perkebunan juga pegang peranan penting bagi perekonomian di daerah Minahasa Selatan. Komoditi perkebunan yang menjanjikan adalah; kelapa, cengkih, casiavera, kakao, dan kopi. Hasil tanaman kelapa 74.492,72 ton, kopi 89.189,12 ton, kakao 25.835,83 ton, cengkeh 413.498,81 ton, dan casiavera 37.689,50 ton.
Hasil komoditi itu terkonsentrasi di Kecamatan Tompaso Baru, Motoling, Ranoyapo, Tenga, Sinonsayang, Tereran, Mondoinding, Tombasian dan Tumpaan. Selain itu, produksi aren mencapai 99.651 ton, terkonsentrasi di daerah Tareran, Motoling, Kumelembuai dan Touluaan.
Potensi peternakan yang menonjol adalah ternak Sapi, Kuda, Babi, Unggas Ayam dan Itik. Produksi daging sudah dapat memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Minahasa Selatan dan dipasarkan ke daerah lain. Keadaan ini mendukung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Populasi ternak antara lain; Babi 27.205 ekor, Sapi 23.447 ekor, Kambing 22.086 ekor, ternak Unggas Ayam Ras 55.560 ekor, dan Ayam Buras 120.770 ekor.
Sementara hasil perikanan budidaya air tawar mencapai 12.567
ton, dan perikanan laut 18.191,70 ton.
Obyek wisata menarik di daerah ini, antara lain; obyek
wisata Sungai Maruasey, terdapat di Desa Tangkuney Kecamatan Tumpaan sekitar 30
Km dari pusat Kota Amurang. Obyek wisata Batu Dinding terdapat di Kecamatan
Amurang, batu yang tingginya ±70 m dekat sungai Ranoyapo. Obyek wisata Bukit
Doa Pinaling terletak di Desa Pinaling, Kecamatan Amurang Timur, wisatawan
dapat merasakan perpaduan antara keindahan alam dan sentuhan religius. Obyek
wisata Pantai Moinit yang terletak di sebelah Selatan Kabupaten ini, di antara
Desa Teep dan Tawaang Kecamatan Amurang. Daerah Pantai Moinit ini banyak
menyimpan aneka-ragam Flora dan Fauna.
Untuk kluster daerah Minahasa
Selatan, hasil pertanian dan perkebunan seperti Padi, jagung, sayuran, dan
buah-buahan harus menjadi pilihan, termasuk hasil perkebunan seperti; kelapa,
cengkeh, kopi, kakao, dan casievera. Ke depan perlu dibangun industri olahan
hasil pertanian, perkebunan serta perikanan laut.
Sumber :
http://www.cps-sss.org/web/home/kabupaten/kab/Kabupaten+Minahasa+Selatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf bila tidak bermanfaat..
Tapi bila bermanfaat, silahkan di share ke teman-teman yang lain...