Perjalanan bisa dimulai dari Manado (Ibukota Provinsi Sulawesi Utara) melintasi Amurang (Ibukota Minahasa Selatan) dapat ditempuh dalam waktu satu setengah jam dengan Mobil Pribadi, atau Bus Umum.
Pemandangan kota-kota
kecil yang dilatarbelakangi bukit dan lembah kehijauan berlangsung selama satu
jam perjalanan. Jalan berkelok-kelok dengan menyuguhkan eksotisme trimatra alam
fantastik yang melebihi keindahan Dunia Fantasi. Semakin lama ditempuh, semakin
kota-kota tersebut beralih menjadi desa, semakin kecil, semakin hijau.
Namun, bagi para
pelancong yang menginginkan pemandangan alam dengan suhu udara yang sejuk, menjejakan
kaki di Modoinding tetap merupakan prioritas utama, tak tergantikan. Dari Amurang,
Modoinding bisa di capai dengan melintasi Kec. Motoling, Ranoyapo, Tompaso Baru
dan Maesaan. Jalan berkelok? Sudah pasti tidak bisa dihindari. Tapi satu hal
yang pasti, semua keletihan badan tersebut akan tertebus tunai dengan
pemandangan alam di sepanjang perjalanan. Hijau, Eksotis, Mistis, Segar, Bersih
dan Sehat pula.
Sejauh mata memandang
terhampar landscape hijau di antara pepohonan dengan dedaunan yang berdansa
bersama tarian angin yang semilir. Beribu petak sawah, pohon nyiur, anak sungai
yang jernih menyebar dan menjalani hidup dengan damai di daerah penuh bukit dan
ngarai itu. Orang-orang yang memiliki penyakit sulit tidur sebaiknya segera
datang ke sini dan mulai menghitung satu per satu anugerah alam tersebut.
Setelah berjalan
menelusuri jalan berkelok yang menembus bukit, sekitar dua jam dari Amurang, gerbang
Selamat Datang di Kecamatan Modoinding akan menyambut kita, pertanda kita telah
memasuki dunia anugerah yang tidak akan kita jumpai di tempat lain. Praktis
kita membutuhkan sekitar 3,5 jam berkendara dari Manado sampai Modoinding.
Inilah
Modoinding.
Jazirah Minahasa yang terhampar pada ketinggian 1.100 meter di atas
permukaan laut. Pada waktu-waktu tertentu di malam hari, suhu udaranya
bisa mencapai 12 derajat Celcius. Di siang hari, suhu udara normalnya 23
- 28 derajat Celcius. Bukankah ini sebuah kesejukan yang kita dapatkan
secara gratis tanpa perlu membeli AC. Suasana yang bisa kita dapatkan di
tempat lain dengan biaya yang mahal.
Inilah Modoinding. Sebuah kecamatan tanpa penduduk miskin, karena alam memelihara mereka secara turun temurun, dan mereka menafkahi hidup mereka dengan bercocok tanam dan bergantung sepenuhnya pada bumi. Alam pula yang menasbihkan daerah ini sebagai ‘dapur’ bagi Indonesia Bagian Timur. Lahan yang sangat luas, sangat subur, sangat produktif dan sangat indah. Merupakan sebuah kekayaan yang sangat langka dan berharga jika kita bisa menjadi bagian darinya.
Inilah Modoinding. Sebuah kecamatan tanpa penduduk miskin, karena alam memelihara mereka secara turun temurun, dan mereka menafkahi hidup mereka dengan bercocok tanam dan bergantung sepenuhnya pada bumi. Alam pula yang menasbihkan daerah ini sebagai ‘dapur’ bagi Indonesia Bagian Timur. Lahan yang sangat luas, sangat subur, sangat produktif dan sangat indah. Merupakan sebuah kekayaan yang sangat langka dan berharga jika kita bisa menjadi bagian darinya.
Suasana desa, hawa
sejuknya, udara yang sangat segar seolah-olah sehabis hujan, bebukitan yang
menghampar tak beraturan, sungai berair tenang yang berliku membelah ladang
perkebunan sayur-sayuran, rumah-rumah panggung dari kayu (rumah-rumah tradisional
rakyat Minahasa), tanaman bunga di pekarangan dan pagar, aneka panen sayur
mayur yang bertumpuk-tumpuk di tepian jalan. Semua terangkai dengan bingkai
langit biru dan sekelompok awan sisa hujan yang berarak mengejar burung-burung
yang terbang bebas, melengkapi gambaran indah yang menciptakan suasana damai.
Modoinding, sungguh
tempat dengan pesona surgawi yang dapat menentramkan hati, layaknya seorang
kekasih.
Jika memiliki
kekasih, maka tempat ini akan menghadirkan keinginan untuk membawanya duduk dan
bercengkrama, di musim saat sayur-mayur mendekati panennya dan bunga-bunga
bersemi, mekar berwarna-warni yang harum semerbak mewangi.
Jika telah berpisah
dengan kekasih, maka tempat ini akan menghadirkan berbagai pengandaian bahwa
mesin waktu bisa ditemukan untuk kembali ke masa lalu, sekedar menculiknya dan
membawanya duduk dan berbagi cerita di salah satu kaki bukit, di musim saat
bunga-bunga sedang berseri sehingga dapat membuat cinta bersemi kembali.
Jika hanya seorang
diri, tidak punya kekasih, tidak punya mantan kekasih, dan tak punya siapapun, betapa pun menyedihkannya, cukuplah duduk
berdiam diri di salah satu tempat yang teduh sambil memandangi seluruh alamnya,
kita kan merasa bahwa Tuhan Sang Maha Pencinta selalu berada dekat kita, karena
sesungguhnya kita berada di dalam ‘Sepenggal Taman Eden’ yang terhampar di
Tanah Minahasa.
Modoinding, selalu
akan menjadi sumber dari berbagai inspirasi.
Disadur dari :
http://alexanderpaul.multiply.com/
Disadur dari :
http://alexanderpaul.multiply.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf bila tidak bermanfaat..
Tapi bila bermanfaat, silahkan di share ke teman-teman yang lain...